Friday, 23 January 2015

Dari belakang kelas

#latepost
 
Sekolah sedang jadwalnya UAS. Pagi tadi saya mengawas di ruangan yg berisi 36 orang anak.
Masing-masing anak mendapat kursi dan mejanya sendiri, tdk share 1 meja utk 2 orang. Jarak antar meja sekitar 1 meter ke kanan-kiri dan setengah meter ke depan/belakangnya. Di tiap meja ada semacam laci tak bertutup. Pada hari-hari belajar aktif bagian meja tsb digunakan oleh anak2 utk menyimpan buku dan kelengkapan belajar pribadi (kadang tempat ngumpetin cemilan juga, hehe, guru sebenernya tau loh, nak..)

Pernah suatu ketika seorang kawan sesama guru memberi saya satu pandangan yg -yah..oke lah..- saya pikir ada benarnya; mengawas lah dari belakang kelas.

Ada apa dgn belakang kelas?

Belakang kelas adalah posisi yg pas utk mengamati isi laci meja anak-anak. Seperti yang saya lihat pagi ini: ada yg di lacinya terdapat kalkulator, padahal ini sedang ujian matematika yg dilarang menggunakannya. Ada yg nyimpen buku-buku, tapi saya lihat tdk ada yg berani nekat membukanya. Ada yg nyimpen tisu, lagi pilek (husnudzon ga ada kebetannya d situ). Bahkan ada yg di lacinya terdapat alquran, mungkin anak ini menyempatkan tilawah sebelum ujian, good boy :)

Belakang kelas juga merupakan posisi yg pas utk mengamati pergerakan tangan anak-anak. Tetap di kertas kerja kah, atau malah meraba-raba lacinya? :)

Belakang kelas juga posisi yg bikin anak-anak tak berani berbuat nakal dgn yg ada di mejanya. Atau noleh noleh ke belakang.. biasanya ciri anak yang sedang "berusaha mencari celah" adalah:
1. Sering nengok ke pengawas yg lg di belakang itu. Kasih senyum manis saja, pak, bu.
2. Pura-pura ngulet atau ngerentekin punggung. Padahal sambil ngelirik pengawasnya lagi ngapain.
3. Sering liat jam dinding di belakang. Ya sama, padahal mau ngecek pengawasnya lagi 'awas' atau lagi lengah

Tapi tidak semua murid itu nakal kok, pak, bu.

Selamat mengawas UAS.
(^_~)

Kenapa kau susah sekali ditaklukan??

Biology. A Level.

Gak tau lagi mau bilang apa. Ujian yang satu ini sudah berkali-kali bikin orang patah hati. Entah kenapa susah banget menaklukan subjek yang satu ini. Beberapa curhat murid gue terkait ni subjek di antaranya adalah:
  1. ga bisa ditebak maunya dijawab kaya apa pertanyaannya. meskipun jawaban yg ditulis ga salah, tapi ga sempurna. ga full scored. jadi ada aja point yang ilang
  2. belibet sama basa inggrisnya. 
Musti gimana lagi? Banyak-banyak latihan past paper! Menurut gue pribadi, dengan latihan past paper tu kaya kita bisa mahamin isi hati (halah) sang pembuat soal.

Udah gitu aja.

Ya ampun. Ini bakal jadi posting dengan susunan kalimat paling ga berstruktur deh.
Ya gimana donk? Gue sedih liat murid-murid yang barusan terima hasil A level mereka trus mukanya jadi sedih. Ada satu orang, tu anak bagus padahal biologinya, gue temukan sedang telentang di teras masjid sekolah, tangan terkepal di kening, bengong... gara-gara nilainya D. Padahal, as I said before, he's good in biology. And he only took bio this season. Ngenes. Mungkin saat itu dia sedang melamun "Tuhan, apa salahku?" atau mungkin juga dia lagi menyesalkan pilihannya. Entah. Sumpah gue ga berani tanya. Karena somehow gue juga merasa bersalah.

Selalu begitu. Cuma 1 orang yang dapat nilai A. Season ini malah gue sampe sujud syukur karena ga ada yang E apalagi U. Tapi kapan yaa nilai A bisa bertebaran?? Kenapa pelajaran yang rumit macam math and physics malah banyak yang dapat A? Bahkan A*!

Jadi gimana? Gue mesti apa? Dengan jam yang minim: 4 jam pelajaran seminggu. Dengan kemampuan bahasa inggris anak2 gue yang cuma sebagian yang OK, padahal tu text book udah kaya novel aja isinya tulisan mulu. Dengan harapan yang sering berujung patah hati... Duh..

Jaman gue SMP SMA dulu, pelajaran biologi adalah pelajaran yang ga bikin gue pusing2 amat. Gue lebih stres sama konten di mat n fis. Tapi penggambaran ini gak gue peroleh dari distribusi nilai ujian A level. Kenapa oh kenapa??

Di kelas gue emang lebih menitikberatkan pada proses. I want them to enjoy the lesson. Hari2 tanpa ada anak yang tidur di kelas, hari2 dengan diskusi seru di kelas, hari2 dengan kelas yang rame dan bisa ketawa2.. adalah hari2 yang gue coba ciptakan. Salah kali ya.. Gue harus lebih galak, mungkin. Pokoknya belajar belajar belajar!

Juga cara berpikir gue: kamu gak harus bagus di semua mata pelajaran. Tidak semua otak dibekali kemampuan untuk menguasai semua pelajaran anak SMA. Tapi yaa jangan jelek2 amat juga di semua mata pelajaran. Gue sering bilang begitu ke murid. Salah kali ya.. Paksain aja semua konten! Bilang ke anak2 klo mereka harus bagus di semua subjek, ga peduli mereka enjoy apa gak.

Duh.. kayanya serem amat >_<