Loh kok adek tiba-tiba
bisa baca?!
Kalimat tersebut pernah keluar dari seorang ibu muda. Ibu
dua anak ini kaget menemukan gadis ciliknya yang baru berusia 4 tahun sedang
asyik menekuni sebuah buku bacaan. Bukan bacaan yang baru sih, melainkan buku
dongeng yang tiap malam dibacakannya untuk si anak sebagai pengantar tidur.
Hanya saja sang ibu sebenarnya tidak pernah berniat mengajarkan membaca pada
gadis ciliknya itu. yang dilakukannya hanya mendekap si mungil sambil membuka halaman
demi halaman buku cerita sembari jari telunjuknya menelusuri kata demi kata
dalam cerita tersebut.
Hingga suatu hari, terjadi lah peristiwa tersebut! Kaget
luar biasa. Dipikirnya “Ah mungkin karena anakku sudah hafal isi ceritanya”.
Jadi bukan membaca, melainkan hanya menceritakan kembali apa yang si ibu biasa ceritakan
setiap malam. Perlahan ia mendekat pada gadis kecilnya. Ditepuk halus bahu sang
anak sambil bertanya, “Adek lagi baca apa?”. Kembali si anak menunjukkan
kebolehannya. Penasaran. Dibukanya halaman lain buku tersebut seraya bertanya
“kalau ini apa dek dibacanya?”. Lagi, si anak menunjukkan kebolehannya. Masih
belum percaya. Diambilnya sebuah koran, kemudian menunjuk sebuah judul artikel
dengan kata-kata yang menurutnya mudah. “Bunda tanya lagi ya? Kalo yang ini
dibacanya apa?”. Terdiam sejenak, kemudian gadis cilik itu melakukannya! Ya,
dia membaca artikel yang ditunjuk sang bunda!
Begitulah dahsyatnya otak anak. Luar biasa ya? Mausaurus
mendapatkan cerita ini dari seorang teman. Takjub sekali ketika mendengarnya.
Takjub pada niatan baik sang Bunda untuk memberikan pengantar tidur bagi buah
hatinya yang ternyata berefek luar biasa. Takjub pula pada kemampuan otak
anak dalam membentuk koneksi-koneksi di otaknya. Bahwa bila b bertemu a maka dibacanya ba.
Sedangkan c bertemu o dibacanya co. Dan seterusnya. Bahkan di saat mungkin si anak belum mengenal
ke-26 huruf dalam deret alfabet. Subhanallah!
Begitu besar ya potensi otak anak kecil itu?! Otaknya mampu
belajar hal-hal baru dengan cepat, menyerap informasi dengan mudah. Sel-sel otaknya memang sedang berkembang pesat. Golden age kalo istilah kerennya masa ketika sel-sel otak berkembang pesat membentuk interkoneksi terhadap informasi yang diserapnya. Potensi itu
lah yang harus dijaga agar terus berkembang. Anak dalam cerita ini sekarang sudah kelas 3 di sebuah SMA negeri di wilayah Jakarta Timur. Hingga
saat ini minat membacanya bisa dibilang lumayan tinggi. Koleksi buku cerita dan
novelnya banyak.
Pernah juga Mau mendengar cerita (yang ini lupa sumbernya dari mana, maaf) tentang anak balita yang hafal peta dunia! Kok bisa? Awalnya sang ayah, yang kalau ga salah ingat adalah seorang pengajar di suatu perguruan tinggi, iseng tiap sore menggendong putranya sambil menunjuk-nunjuk peta dunia yang menempel di ruang kerjanya seraya menyebutkan nama negaranya. Iseng doank! Sampai suatu ketika saat entah karena terlalu lelah atau karena apa, sang ayah menunjukkan suatu titik dengan telunjuknya tapi menyebutkan nama negara yang salah. Misalnya gini, yang ditunjuk adalah negara Inggris, tapi ayahnya bilang Itali. Anak kecil yang bahkan belum lancar bicara itu protes. Menyadari ada yang salah sang ayah meralat ucapannya. Tapi jadi penasaran nih.. Kebetulan semata kah hal tadi itu? Sama seperti kisah si ibu di cerita Mau sebelumnya, diteslah jagoan kecilnya. "Coba kalo Itali memang seharusnya di mana, nak?" Voila! Sang anak menunjuk persis di bagian yang tepat. Diuji lagi. Kalau Mexico? Eh bener lagi tu anak nunjuknya. Istimewa sekali ya!