Friday, 19 April 2013

Mencuri melati pengantin (?)

(pic) Melatinya pengantin. Foto diambil dari sini

Renungan ini bermula saat di suatu kondangan...
P1: "itu ambil tu melati pengantinnya..."
P2: *memberi senyuman bidadari* "gak ah.."
P1: "hiiiih.. kemarin di nikahnya si Anu juga kamu gamau. sekarang nikahnya si Inu kamu gamau.."
P2: *memberi senyuman bidadari*
P1: "pantesan kamu gak nikah-nikah!!"

Duengggg!!! -.-'

Begitu lah.. P2 itu adalah Mausaurus. Iyap.. Mau, perempuan, di usia sudah lebih dari seperempat abad, namun belum menikah. Tentunya untuk sebagian besar kalangan usia segitu ya sudah sepantasnya berkeluarga. Bahkan ibundo Mau sudah beberapa kali 'meledek' dengan hikayat "waktu seusiamu, ibu sudah nggendong kamu lho, nak..". Iyap.. saat seusia Mau, ibu Mau memang sudah beranak 2. Sedang Mau nih masih jomblo single fighter aja.. Tapi, qodarullah, sementara ini memang begitu keadaannya. Kalo dibilang ga resah sama sekali ya bohong. Tapi yaa.. rasanya mencoba untuk selalu bersyukur sepertinya lebih baik untuk kesehatan jasmani dan rohani *grin*

Hmmm.. Tapi dari lubuk otak Mau yang paling dalem (sorry man, untuk beginian pakenya otak dulu deh, hati geser ke samping dulu sebentar, ya!) mana lah ada hubungan antara melati-curian-dari-mempelai-wanita dengan bisa-cepet-nikah? Apa kalo keluar dari kondangan nenteng itu melati hasil curian wajah Mau jadi bak bidadari sungguhan yang lalu memikat pangeran tampan berlimosin mengkilat sehingga beneran abis itu bakal menikah? Kalo beneran gitu.. nah ayo siapa mau nikah, siap-siap Mau rontokin melatinya, ya! :p

Nyatanya kan gak begitu..

Menurut analisa Mau sebagai tamu kondangan profesional, yang ada nih, kalo pulang kondangan bawa melati dari penganten itu bakalan bikin seharian memandangi melati tersebut, lalu mendesah sedih "aku kapan ya pake melati..?" lalu menangis, mata bengkak binti sembab, hidung meler.. Aih, pangeran mana kah yang hendak mendekat? Hehe.. Serius.. Kondisi merenung yang cenderung berandai-andai ini agaknya malah tidak baik bagi kesehatan jasmani dan rohani. Malah berpotensi bikin pekerjaan lain terbengkalai, cucian numpuk, lantai berdebu tak disapu, tampang lusuh karna tak mandi.. Dan potensi untuk tidak bersyukur dan malah menyalahkan Tuhan itu lho yang paling bahaya.. "Kenapa kau tak adil, Tuhan.. Aku kan imut-imut juga.." Ckck.. Na'udzubillah...

Berdasarkan analisa tersebut lah Mau berikan saja senyum bidadari paling cantik kepada siapa pun yang menyinggung tentang mencuri melati pengantin.

Mau tu gamau ah nikah gara-gara nyuri melati.. Karena pada prinsipnya Mau ogah nikah sama pencuri (nyambung emang? yaa anggep aja takut karma, hehehe). Mau pengennya nikah sama yang mencuri hati Mau saja.. Hehehe :')

Sepele? Ya ya.. mungkin sebagian orang menganggap hal ini sepele. Melati doank. Cuma sebiji sekuntum doank. Wah tapi ni sedikit/banyak masuk ranah aqidah lho.. Na'udzubillah yah.. jangan deh percaya sama sesuatu yang ga ada landasannya. Iya iya.. Mau emang bukan ustadzah kok, cuma guru biologi.. Jadi sangat  mungkin Mau salah.. Bisa jadi Mau saja yang belum pernah membaca landasan syar'i tentang hal tersebut, jikalau benar ada. Sampai saat ini hanya itu yang Mau tau. Wallahu'alam...

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading! I welcome for any comment, but please be good to me: use nettiquete.