Monday, 30 June 2014

Superintellectual jokes (and I got only one)

Bete gegulingan seharian di tempat tidur karena kena "wajib bedrest" dari ibunda tercinta, jd bikin gue ngabisin waktu sama HP (game n browsing) plus novel-lama-yg-belum-tuntas-dibaca.

Then I found this link from Facebook -->
m.9gag.com/gag/aBKAAPx

Buka. Menatap deretan joke. Mikir. Ga ngerti. Nyerah.

OK, I admit it: I am not a super intellectual person, but I don't really mind. Haha

Lo gimana? Masuk golongan superintellectual person gak? Coba cek..

Friday, 27 June 2014

Letakkan kebahagiaan di banyak tempat

Kembali ke cerita saat di Singapore beberapa hari lalu..

Berkembangnya media utk bersosialiasi dgn orang-orang yg kita kenal semakin mendekatkan jarak geografis ya.. Saat saya berada di Sg kemarin, seorang kawan lain pada saat yg sama mendapat tugas pendampingan siswa juga. Lokasinya Bali. Melalui media chatting Whatsapp kami mengobrol kondisi di tempat tugas masing-masing.

Lalu di sela-sela obrolan kami ttg keluh kesah mendampingi anak-anak murid, terlontar ucapan darinya "Bahagia itu bersama orang yg kita cintai."

Mmm.. sepersekian detik saya terdiam.

Begitu kah?

Lalu saya teringat kawan yg kehilangan suaminya di usia pernikahan yg kurang dari seumur jagung karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Kisah ini saya dengar saat saya dan suami tengah mempersiapkan pernikahan kami. Rasanya saat mendengar berita tsb saya ingin berlari memeluk kencang kawan lama saya tsb.. Dan mengikat calon suami saya ke suatu tiang agar dia tidak ke mana-mana. Hehe

Sejak itu lah, setiap ingat cerita tsb, saya jadi betah memandangi wajah suami, betah memeluknya bahkan saat tubuhnya sebau apapun. Hehe. Saya bersyukur: dia ada di sini.

Sejak itu pula saya tanamkan pada diri saya bahwa suami, sebagaimana hal lain yg kita miliki di dunia ini, sejatinya bukan milik kita sepenuhnya. Hak prerogatif Allah utk mengambilnya kapan saja, sebagaimana Allah mengatur "sekehendaknya" kapan kami berjumpa..

Saya siap kehilangan? Oh, tentu tidak. Jangan dulu, jangan, Ya Tuhan..

Tapi saya juga bisa apa?

Saya pikir, ya, saat ini dia adalah salah satu sumber kebahagiaan saya. Wait, iya, hanya salah satu.. Yang lain? Tak kan cukup tinta sejumlah air di lautan menuliskan sumber kebahagiaan saya yang lain.

Selain itu, saya pikir, sebelum menikahi pria ini, saya telah menghabiskan waktu 27 tahun tanpanya. Dan saya mampu kok. Saya harap ketika saay jauh darinya pun saya akan tetap mampu. Wallahu alam, saya belum mau diuji dgn ujian macam begini.

Yang terlontar dari saya sebagai balasan dari kalimat kawan di Bali tadi adalah "Jangan begitu, jangan letakkan kebahagiaan di satu tempat.. Berbahagialah selama Allah masih bersama kita."

Lagi, saya tercenung sendiri. Memangnya saya sudah mampu begitu? Wallahu alam..

Maksud saya sebenarnya saat itu adalah mengingatkan kawan tsb agar tidak bergantung pada sesuatu yg tidak hakiki. Sesuatu yg bisa saja hilang suatu saat nanti. Sedangkan Allah, Dia kekal abadi..

Semoga saya selalu ingat tentang hak prerogatifNya terhadap apapun yg saya miliki...

Galau miom

3 bulan sebelum menikah aku mendatangi seorang spesialis obsgyn utk melakukan premarital test. Hasilnya utk tes TORCH tidak ada masalah, bentuk rahim dinyatakan bagus, namun ada suatu massa yg saat diUSG nampak seperti berdekatan dengan ovarium kiri. Dokter menyarankan utk tidak perlu khawatir karena jika memang itu kista di ovarium, setiap wanita memiliki 2 ovarium. Jadi jika yg satu bermasalah, masih ada harapan dari ovarium yg satunya lagi. Dokter tapi tetap menyarankan untuk kembali check up 3 bulan pasca menikah, jika belum hamil juga selama periode 3 bulan itu, untuk dilakukan USG transvaginal.

Datanglah masa 3 bulan tersebut. Aku sudah cari informasi ttg kista ovarium dan tentang USG transvaginal. Ngeri juga sih saat itu membayangkan ada benda lain yang dimasukkan ke dalam vaginaku. Tapi demi memastikan posisi si massa tadi, aku beranikan. Soal biaya sudah aku tanyakan ke bagian keuangan RS Hermina Galaxy, katanya sekitar
400rb, belum termasuk biaya konsultasi dokter. Untuk aku dan suami yang berprofesi sbg guru honorer tentu itu bukan uang yang sedikit, namun tetap kami usahakan.

Datanglah aku ke RS tersebut menemui dokter yang sama dengan dokter yang aku temui terdahulu. Lalu alat USG transvaginal disialkan. Alatnya panjang namun alhamdulillah diameternya tidak terlalu besar. Seorang perawat mengoleskan sesuatu berwarna bening yang kuduga adalah gel pelumas. Mungkin agar tidak iritasi saat dimasukkan ke dalam vagina.

Sudah, bismilillah saja, apapun yang akan nampak pasti mampu aku hadapi karena toh Allah tidak memberi cobaan di luar batas kemampuanku. Begitu batinku berkata.

Maka aku berbaring di meja periksa dengan posisi kaki dibentangkan. Lalu dokter memasukkan alatnya. Tidak sakit, hanya sedikit ngilu dan risih. Kemudian dokter menjelaskan apa yg nampak di layar monitor. Iya, massa itu masih ada dan terlihat cukup jelas. Namun posisinya bukan di ovarium, melainkan di belakang dinding rahim. Dokter bilang itu miom. Seperti disambar geledek. Aku tetap berusaha tenang karena kata dokter ukurannya masih 3 cm dan belum menunjukkan gejala keganasan. Tapi tak ayal aku galau luar biasa...

Oh, jadi itu miom, bukan kista ovarium. Seandainya itu kista ovarium kan aku punya 2 ovarium jd masih bisa berharap pada ovariumku yg satunya. Tapi ini mioma, tumor rahim, dan aku hanya punya satu rahim saja.. Bagaimana ini...??

Kembali dokter menenangkanku dan berkata belum perlu treatment khusus utk miomku. Tapi aku diberi surat rujukan ke dokter spesialis obsgyn lain di Hermina Bekasi, bukan di Hermina Galaxy tempat aku periksa saat itu, jika dalam 3 bulan aku tal kunjung hamil. Saat itu aku kalut dan tidak terpikirkan utk bertanya kenapa aku tidak ditangani oleh beliau langsung tapi nalah dirujun ke koleganya? Haduh, mana ini koleganya dokter obsgynnya laki-laki pula..

Dokter juga kemudian menyarankanku untuk menjaga pola makan dengan mengurangi konsumsi daging merah dan kedelai.

Sudah, kunjunganku selesai sampai di situ. Kuseret langkahku menuju parkir motor tempat Honda Beat hitamku menunggu dengan setia.

Lalu hari ini, seminggu setelah kunjunganku ke dokter, haidku telat. Sudah terhitung 4 hari telat. Samar-samar aku rasakan kontraksi di dinding rahimku, pertanda yg biasa aku dapatkan menjelang haid. Namun ini rasanya lebih sakit. Aku jadi khawatir dan sulit tidur. Kucurahkan seluruh kegalauanku pada suami yg kemudian hanya dapat memelukku. Mungkin dia juga bingung harus berbuat apa.

Adakah di antara blogger yang punya cerita yg sama? Mohon share, bagaimana kemudian bisa hamil? Adakah kendala selama kehamilan berlangsung? Aku sudah browsing dan membaca beberapa artikel, namun galauku belum hilang.. Siapa tau ada yang berkenan berbagi cerita padaku.

Terimakasih.

Salam.

Wednesday, 25 June 2014

Bencilah seseorang....

Manusia. Penuh emosi. Suka lebay pula..

Hm.. sedari dulu gue selalu mencoba utk tidak berlebihan dalam hal menyimpan emosi thd seseorang. Ketika gue suka sama seseorang, gw tahan supaya rasa suka gue ga berlebihan. Begitu juga aaat gue marah dan benci terhadap seseorang.

Beda hal dengan rasa suk yg buat gue terserah lah atas alasan apapun. Kan suka pd seseorang tidak buruk. Ya, kan?

Sedangkan untuk marah dan benci pada seseorang... ini beda kasus. Menurut gue, kita boleh marah sama seseorang asalkan yg kita benci itu perbuatannya, bukan orangnya.

Tapi sumpah, itu susah. Apalagi pada cewek. Eh kita ni para cewek sering dipengaruhi oleh lonjakan hormon loh.. (#cari pembenaran, hehe).

Sebenernya kalo mau dicoba dgn sungguh2, kita akan nemu kok point2 kebaikan orang itu. Dan ketika kita berhasil sampai pada titip tersebut, sedikit demi sedikit rasa benci kita pada org tsb berkurang. Tapi ya gitu deh, susah, kudu bener-bener bersungguh-sungguh. Lillahi ta'ala.. lillahi, karena kita juga manusia yg pasti berkali-kali bikin salah.

Marah dan benci atas perbuatan seseorang berbeda dgn marah dan benci pada seseorang. Gini, klo kita marah atas suatu perbuatan, maka kita ga akan melakukan hal sama seperti yg dilakukan org tsb. Kita jg masih bisa melihat kebaikan org tersebut dan menghargai ketika org tersebut berubah tidak melakukan hal yg bikin kita sebel dan benci. Sebaliknya klo kita marah dan benci pada orangnya, mau itu orang tobat kaya apa juga, trus dia berubah jd sebaik apa pun, pasti di mata kita orang itu salah dan nyebelin. Kita gak bisa memberikan penghargaan atas usaha orang tersebut utk berubah. Males denger omongan org tsb, pada level yg lebih tinggi malah kita sampe kepingin.itu org dissappear gitu aja dr muka bumi. Hehe

Dan note ini gue buat sbg pengingat diri sendiri. Gue boleh marah dan benci.. tapi sama perbuatanya, bukan sama orangnya..

Sunday, 22 June 2014

Terimakasih, Tuhan

#Sambil menunggu anak-anak laporan bahwa mereka sudah kembali ke hotel
#I'm going to express my gratitude to God, tho I know that I just can say it right away to Him. I also know that God does not read my blog. Pokolnya I just want to write this.

-----

Thank God for this opportunity to come here again. Saya suka Singapore bukan karena saya gila belanja. Suka aja sama kota sebersih dan setertib ini. Suka aja ketika dihargai ketika berjalan di trotoar yang nyaman dan ketika menyebrang pun merasa aman karena kendaraan akan berhenti saat mereka tau ada pedestrian yang mau nyebrang.

Thank God for giving me another chance to go to Orchard Road. Sekali lagi, saya berterimakasih bukan karena saya happy bisa ke sana untuk belanja. Saya cuma mau icip si one dolar ice cream (yg skrg harganya jd 1 dolar and 20 cents) itu aja. Keliatan fenomenal itu eskrim betul sampe ketika thn 2012 saya kemari dan ga icip itu eskrim, but got lost in lucky plaza instead, ada temen yang bilang "lo nyesel!". Es krimnya emang enak banget, Tuhan... Saya nyoba yg Raspberry. Sampe pengen nambah, sayang aja perut udah ga kepingin.

Thank God for giving me parents who teach me to be good and responsible. Saya baru aja masuk kamar hotel. Roomate, another teacher from my school, udh nyenyak. Ni baru balik gara2 ngurus perijinan anak2 utk ninggalin hotel. Mengizinkan mereka tu sebenernya adalah keputusan, yg dengan berat hati, saya dan teman2 saya bikin tanpa sepengetahuan leader kita karena kabarnya dia lagi shopping entah di mana. Beneran deh berat, Tuhan.. Ni kan anak orang bukan anak kucing. Main lepas aja malem2 di luar sana kan ga tenang kitanya. Tp di sisi lain jg qt ga bs jg terlalu ngekang mereka; bersama para "anak dewasa" ini mmg banyak tarik ulurnya. Hal ini bikin saya bersyukur punya orang tua yg ngajarin utk selalu tanggung jawab. Pesen Bapak lewat sms sebelum saya berangkat hanya 2 kata: jaga amanah. Iya anak2 ini amanah buat kami2 gurunya. Jadi biar lah itu si bapak bos ke mana. Aku tahu Engkau Maha Adil.

Thank God for all of your mercies. Bersyukur sekali telang Engkau beri kemudahan bagi kami yang sedang safar. Bersyukur sekali atas makan malam yang begiti nikmat, apalagi si bos ga bisa makan itu makanan enak karena kabarnya sedang shopping. Beruntung sekali punya roomate yang mau diajak tukar posisi tempat tidur karena di posisi yg semalam bikin susah tidur karena kedinginan. Berrsyukur sekali kegiatan hari ini relatif lancar walopun td ada guru yg ilang dan HP anak yg hilang, tp kemudian kami berhasil menemukam yg hilang2 itu. Bersyukur sekali karena restoran t4 dinner tdk mengcancel booking kami karena kami telat setengah jam, sehingga ikan bumbu asam manis, cumi-cumi bumbu entah-apa-itu-pokoknya-hitam-tp-pedas-dan-agak-manis, sate ayam yg aneh rasanya, sepotong bakso ikan yg enak, sepotong rendang yang mantap, dan sepotong telor dadar yang enak sekarang bisa berenang-renang di perutku.

Thank God for giving me eyes yang bisa melek lama. Semoga anak2 inget utk segera melapor begitu tiba di hotel sehingga ga perlu melek lebih lama.

Tuhan, aku mohon jagalah anak-anakku yang sedang di Bugis n sekitarnya. Aku mohon jagalah bos kami agar beliau bisa kembali dgn selamat shg jika ada apa2 sama anak2 dia bisa berada di barisan terdepan utk bertanggung jawab. Aku mohon jagalah keluargaku di rumah..

Fragrance Selegi, room 312.
June 22, 2014.