Friday 13 November 2015

Tentang DHD-ku

Kejadiannya... mmm... sekitar 15 tahun lalu. Waktu itu aku kelas 2 SMP. Aku ingat sekali waktu itu adalah bulan Ramadhan, dan sedang libur. Kayanya itu pas Ramadhan diliburkan sebulan full deh.

Aku ga terlalu ingat persis awal mulanya bagaimana. Yang kuingat suatu sore Ibundo pulang kantor membawa beberapa potong pakaian. Biasa lah, euforia baju baru untuk lebaran, kan waktu itu aku masih kecil. Hehehe

Di antara baju-baju tersebut adalah sebuah celana jeans. Ibu suruh aku mencobanya. Aku malas-malasan karena memang posisinya lagi tidur, dan badanku lemas. Ibu ngomel. Katanya aku gak menghargai ibu yang sudah capek-capek membelikan itu. Akhirnya aku bangun dan mencoba si celana. Tapi ketika mau ngancingin celananya, aku gak bisa. Telapak tanganku sakit. Lagi-lagi ibu ngomel: "kayak gitu aja gak bisa!" lalu kutunjukkan telapak tanganku yang memerah. Ibu kaget. Dirabanya keningku. Panas. Segera ibu beristighfar dan minta maaf tadi sudah ngomel-ngomel.

Entah pada hari yang sama, atau keesokan harinya, yang kuingat aku kemudian di bawa ke klinik dokter umum di dekat rumah. Yang merah dan terasa sakit sebenarnya tidak hanya telapak tangan saja, tapi telapak kaki juga. Sepanjang jalan menuju praktek dokternya aku menangis, "kakiku sakit buat jalan..." Tapi aku harus tetap jalan. Walaupun belum segemuk sekarang, tapi aku sudah terlalu besar untuk digentdong ibuku. Dan saat itu kami belum punya motor, apalagi mobil.

Oleh dokter tersebut, aku didiagnosa Herpes. Aku yang masih bau kencur saat itu boro-boro ngerti apa itu herpes. Dan kami semua ya terima aja diagnosa tsb, walaupun aku ingat ibu pernah bilang "kalo herpes bukannya bintil-bintilnya hanya di satu area tertentu aja? lah ini seluruh tubuh kok.."

Iya saat itu selain telapak tangan dan kaki yang memerah, panas, dan sakit, kulitku mulai menunjukkan bintil-bintil berair. Semakin hari jumlahnya semakin banyak dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rasanya gatal. Oh ya, pada hari ke sekian, aku sudah tidak mampu mengepalkan telapak tanganku saking sakitnya. Memegang sendok pun hanya di jepit antara ibu jari dan telunjuk saja. Nafsu makanku saat itu baik-baik saja.

Perubahan ekstrim terjadi di tubuhku. Aku merasa seperti monster. Aku bahkan gak berani bercermin. Kerjaku setiap hari hanya tiduran di kasur, gak mau keluar rumah. Malu.

Kalo gak salah ingat, 3x sudah aku dibawa berobat ke dokter umum tadi. Tidak ada perubahan sedikitpun, tapi dokternya tetap memberikan resep yang sama. Akhirnya dengan nada yang agak keras, ibu meminta dibuatkan surat rujukan. Aku dirujuk ke RSUD Bekasi.

Di RSUD Bekasi, aku berjodoh dengan dokter kulit senior. Aku lupa namanya. Orangnya sudah berumur, dan rambutnya sudah banyak yang putih. Saat Pak dokter membaca surat rujukan dari koleganya sambil memperhatikan keadaanku, terutama kulitku, beliau berkata "ini sih bukan herpes..". Dugaan beliau saat itu ada 2: DHD atau apa lah, aku lupa. Dokter tersebut kemudian merujuk aku ke RSCM, terkait fasilitas lab yang belum memadai di RSUD.

Maka aku dibawa ke RSCM. Di sana aku dibawa ke Spesialis Kulit Anak. Aku ingat ruangannya full colors. Banyak gambar-gambar lucunya. Jadi selama tubuhku diamati oleh para dokter spesialis kulit dan dokter-dokter muda lainnya, aku asik melihat gambar-gambar lucu tersebut. Aku ingat mereka saling berdiskusi dan membawa buku yang sangat tebal untuk mencocokkan bintil berair di kulitku dnegan yang ada di buku. Dengan otakku yang masih SMP, aku bisa menyimpulkan bahwa penyakitku langka. Dengan sadar pula aku biarkan tubuhku diperiksa oleh para dokter tesebut, membiarkan diriku menjadi bahan studi kasus mereka.

Aku diminta melakukan biopsi di lab patoanatomi. Saat dibiopsi, sekitar 1cm kulitku diangkat. Itu adalah pertama kalinya aku dijahit. Aku ingat rasanya memang tidak sakit karena bius lokal yang diberikan, namun aku bisa merasakan benang jahit berjalan menembus kulitku.

Beberapa hari setelah itu, aku dan bapak diberi tahu bahwa hasil biopsi lab menunjukkan bahwa aku DHD. Apa pula DHD itu? batinku. Dokternya kemudian menjelaskan bahwa DHD, atau Dermatitis Herpetiformis Duhring, adalah suatu penyakit autoimun. Artinya sistem imunku bertindak reaktif terhadap zat yang seharusnya dianggap kawan. Dokter bilang bahwa aku harus menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti gandum dan ketan. Nasi pun diminta untuk mengurangi.

Pulang dari RS, aku tidak ditemani bapak karena beliau ada perlu di sekolahnya. Aku nebeng mobil Om Heri, Tetanggaku yang juga dosen di FK UI. Rumah kami hanya berjarak 3 rumah. Aku ingat ketika mobil Om Heri parkir di halaman rumahnya, ibuku menunggu di depan rumah kami. Tapi ketika aku berjalan ke arahnya, dia malah bertanya pada Om Heri, "Loh, Isna-nya mana?". Duh, padahal aku di jarak yang lebih dekat dibanding Om Heri. Ada sedikit perasaan sedih, mungkin aku sudah terlalu banyak berubah wujud, sampai ibuku sendiri tidak mengenaliku :'(

Memang sudah parah sih kondisiku. Bintil berair itu ada di tangan, kaki, punggung, paha, dada, perut, leher, bahkan wajahku. Aku benar-benar merasa sudah bertransformasi menjadi monster, seperti di beberapa cerita Ghoosebumps. Bentuk bintil berairnya seperti luka bakar. Bintilnya irregular dan ukurannya beragam. Yang di pipi kanan dan kiri ada yang memanjang sekitar 3cm. Bekasnya masih ada hingga sekarang.

Oleh dokter tadi, aku diberi resep berupa bedak salisil dengan mentol 1% dan DDS. Bedaknya mudah diperoleh, tapi DDSnya.. Bapak sampe mendatangi apotek demi apotek untuk mendapatkan obat tersebut. Nihil. Sedih kalo ingat. Itu bulan puasa, siang hari, naik bus, panas... Setelah mencari tapi tidak kunjung mendapatkan obat tersebut, bapak kembali menemui dokter RSCM tadi. Dokter itu kemudian berkata, "Coba bapak menemui Bapak X (aku lupa) di gudang obat". Dan alhamdulillah obatnya ada.

Dilarangnya aku memakan gandum berarti aku gak boleh makan mie, donat, roti, dan lain sebagainya. Aku stres. Sedih lihat orang makan donat hanya bisa melihat saja. Akhirnya Ibu berimprovisasi, dibuatnya kue-kue dengan bahan tepung beras. Bahkan bolu kukus pun dari tepung beras. Tapi tetap, aku ga boleh makan banyak-banyak.

Pengobatan pun berjalan. Diiringi dengan dengan diet yang tadi aku ceritakan tadi. Lucunya setelah "Badai DHD" ini beralu, aku tambah gemuk. Hehehe

Aturan dosis pengobatannya adalah sekian kali perhari (aku -lagi-lagi- lupa). Dosis dikurangi setelah mmm... kalo ga salah dua minggu. Terus dikurangi secara bertahap sampai nol.

Hingga bertahun-tahun setelah itu, si DHD bandel itu alhamdulillah tidak pernah kembali menyapa. Pernah, kalo gak salah, 2x aku merasa telapak tangan panas dan memerah. Tapi sudah sampai di situ saja. Alhamdulillah. Hehe

Oh ya, Alhamdulillah lho berkat si DHD aku pake jilbab ^^
Ceritanya itu bekas bintil tambah gelap kalo kena matahari (kata dokternya). Jadi ya sekalian saja lah kita tutup dengan jilbab. Memang sudah ada keinginannya sejak sebelumnya sih, cuma jadi semacam gong aja utk memulainya. Alhamdulillah masih istiqomah hingga hari ini.

Wednesday 11 November 2015

AYO PEDULI, BANTU SESAMA MELALUI BULAN DANA PMI 2015

Masih ingat gak waktu kita-kita sekolah dulu, setiap setahun sekali, bapak/ibu guru kita akan mengajak kita menyumbangkan sebagian uang jajan kita untuk disalurkan melalui kegiatan Bulan Dana PMI? Biasanya setelah itu kita akan menerima kupon donasi yang dengan agak noraknya kita tempelin di jidat temen buat main vampir-vampiran. Hehe


Kupon donasi Bulan Peduli PMI[1]

Kegiatan Bulan Dana PMI ini merupakan kegiatan yang legalitasnya diatur oleh produk hukum yang jelas, resmi dan bukan pungutan liar alias pungli. [2] Karena untuk melaksanakan kegiatan ini di Kabupaten/Kotamadya diperlukan izin dari pemerintah yaitu: Izin bersifat nasional dari Menteri Sosial RI, Izin Prinsip dari Gubernur KDH TK.I, dan Izin Operasional dari Bupati / Walikotamadya KDH Tk.II yang bersangkutan. Dana yang terkumpul nantinya digunakan untuk dana operasional PMI yang di antaranya adalah pertolongan dan bantuan terhadap korban bencana, kegiatan di unit-unit transfusi darah, serta biaya operasional harian lainnya. Pemanfaatan dananya bertanggung jawab kepada pemerintah sebagaimana diatur dalam Surat Menteri Koordinator Bidang Kesra No. B-293/MENKO/KESRA/V/1989 tanggal 19 Mei 1989.[3]  

Banyangin aja, bencana di Indonesia ini dalam setahun ada berapa? Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, juga yang jadi langganan di area sekitar ibukota: banjir! Duh… Banyak banget biaya operasional yang diperlukan oleh PMI untuk membantu sesama!

Belum lagi untuk operasional transfusi darah. Sekedar info aja nih buat Temans semua, biaya yang diperlukan untuk memproses satu kantong darah itu bisa mencapai ratusan ribu lho. Darah tersebut harus diperiksa dan dipastikan aman dari penyakit-penyakit menular seperti HIV, hepatitis A dan B, lalu diberi antikoagulan alias zat yang membuat darah tidak menggumpal. Belum lagi dana untuk penyimpanan darah yang harus disimpan pada kondisi tertentu supaya darah tidak cepat rusak. Kalau ditotal, rangkaian proses dari mulai pengambilan darah, penyimpanan, hingga penyaluran darah butuh biaya yang tidak sedikit lho! Temans gak mau kan jadi pendonor yang diberi jarum dan selang bekas digunakan orang lain? Gak mau juga kan kalo kita atau keluarga kita jadi penerima darah yang gak bersih, gak sehat, dan sudah jelek kualitasnya? Kelar beneran idup lo! x_x

Nah, untuk Temans yang berdomisili di sekitar Jakarta, Gubernur Jakarta telah memberikan instruksi untuk tidak menyebarkan kupon Bulan Dana PMI melalui sekolah-sekolah lagi. [4] Menurut Walikota Jakarta Timur, Bapak Bambang Musyawardana, kupon-kupon PMI hanya diperbolehkan untuk badan swasta misalya: perusahaan, tempat hiburan, bioskop, hotel, restoran.[5] Ada sumber dana yang berkurang? Iya betul, tapi pemerintah tetap optimis kok akan terkumpul dana sesuai dengan target yang sudah di buat.

Kegiatan bulan dana di Provinsi DKI Jakarta sudah dibuka sejak 16 Oktober 2015 lalu.[6] Buat Temans yang berminat membantu, dapat menyalurkan sebagian hartanya untuk kegiatan ini melalui rekening-rekening resmi milik PMI Jakarta berikut ini:
  • Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
  • Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
  • Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
Ingat ya, dananya bakal balik lagi kok ke masyarakat yang membutuhkan! Makanya, ayo peduli, bantu sesama!  Sedikit uang yang kamu berikan, akan sangat berarti bagi yang membutuhkan. Jangan lupa ajak keluarga dan teman-temanmu, ya!
    

Lomba menulis blog berhadiah voucher belajan dengan nilai total Rp 15 juta ini adalah kerjasama Citizen6 dengan PMI.

       Lomba Posting Blog Bulan Dana PMI





Sunday 28 June 2015

Roti Goreng Isi Mesis

Entah kerasukan apa, jarang-jarang nih dua hari berturut-turut mau eksperimen makanan/cemilan di dapur. Entah mengapaaa...

Kali ini adalah dalam rangka menghabiskan fermipan yg sudah sebagian dipake pas bikin martabak manis kemarin.

Aku pake resep dari cookpad ini. Alesannya simpel; ngepasin sama bahan yang ada di rumah, biar ga udah belanja lagiii.. hihi. Cuman, yg diresep kan isinya kacang ijo, saya males, ambil yang gampang aja dan tersedia di kulkas, juga sisa bikin martabak kemarin: mesis ceres. Hehe.

Yuk mulai..

Bahan:
250 gr tepung protein tinggi (aku pake cakra kembang)
35 gr gula pasir
1/2 bungkus ragi instan fermipan (6 gr)
125 ml susu cair
2 kuning telur
25 gr margarine cair
1/2 sdt peres garam halus
Secukupnya mesis ceres milk

Cara membuat:
# Bahan kering (terigu, gula, garam, fernipan) diaduk jadi satu. Lalu buat lubang di tengahnya, masukkan kuning telur dan margarin cair
# Uleni adonan hingga kalis. Jika masih terlalu lengket, tambahkan tepung.
# Jika sudah kalis, ambil adonan lalu bentuk bulatan dengan tangan, isi tengahnya dengan mesis. Diamkan di atas nampan bertepung.
# Sekiranya adonan sudah mekar, goreng dgn api kecil (banget) hingga matang

Selesai deh. Enak lho.. Pas udah mateng, coklat mesisnya lumerrr. Emdesss...

Btw, satu adonan itu jadi 19 biji ~entah mengapa 19 lagi, kaya martabak manis mini kemarin. Hehe

Selamat mencoba ;)

Saturday 27 June 2015

Martabak Manis

Awalnya gara-gara ada yang share resep martabak manis di Facebook, lalu entah kenapa hasrat untuk mencobanya sangat besar. Mumpung lg di rumah ibu pula, lebih 'enak' ngeberantakin dapurnya ibu. Hehe

Resep yang aku pake ini standar banget dan kalo kulihat-lihat sama deh resepnya di page mana pun. Aku bikin setengah resep aja karena buat makan sendiri aja dan masih level coba-coba. Jadi resep aslinya pake terigu 500gr, aku pake 250gr aja. Yang lainnya mengikuti. Resep asli dapat dilihat (salah satunya) di sini.

Sedangkan yang aku buat adalah begini:

Bahan:
250 gram tepung terigu segitiga biru
63 gram (+/- 6 sendok) gula pasir
1 butir telur, kocok lepas
1 sdm margarin cair
1/2 sdt garam
1/2 sdt vanili bubuk
1/2 sdt soda kue/baking soda
1/2 sdt ragi fermipan
300 ml air
Secukupnya susu kental manis
Secukupnya mesis/keju parut

Cara membuat:
# campur terigu, gula, garam, dan vanili, lalu tambahkan telur. Aduk.
# masukkan air sedikit demi sedikit sambil adonan dimixer dgn kecepatan tinggi selama sekitar 5 menit
# turunkan kecepatan mixer, lalu masukkan fermipan, terus aduk
# masukkan soda kue, aduk kembali
# tutup dgn serbet lalu diamkan selama sekitar 40 menit
# panaskan pan anti lengket, oles dengan sedikit margarin. Masukkan adonan
# tunggu hingga adonan berlubang-lubang kemudian tutup pan hingga adonan 3/4 matang
# taburkan mesis/keju, kemudian bubuhkan susu kental manis
# jika sudah matang, angkat adonan dan lipat menjadi dua kemudian dipotong-potong dan dihidangkan

=====

Aku udah nyoba bikin ini resep 2x. Yang pertama aku pake 'happy call' sbg pan-nya. Jadi itu adonan aku tuang semua ke happy call. Hasilnya? Gosong. Hahaha. Jadi bagian bawah udah mateng, eh atasnya belom, gara-gara ketebelan. Dudul sih ah, harusnya itu jangan langsung dituang semuanya. Hehehe

Lalu yang kedua, karena aku agak trauma sama pan besar (belom pede), aku bikin versi martabak mini. Kebetulan ibuku punya cetakannya. Seadonan yg aku sebutin di atas itu jadi 19 biji. Nah, kali ini matangnya sempurna dan rasanya ender margendesssssss...

Untuk catatan, adonan martabak ini ga terlalu manis, maka kalo suka manis dibanyakin aja susu kental manisnya. Trus kalo mau variasi lain, tadi aku coba bikin ala pizza gitu. Aku potong sosis tipis tipis trus aku taruh di atasnya lalu dikasih saus. Enak loh! Mungkin krn versi mini yah jadinya martabaknya ga terlalu tebel, jd perpaduannya enak.

Selamat mencoba! ;)

Nb: td lupa aku foto. Cuma sempet foto sebiji ini aja. Padahal td aku bikin dg topping macam-macam: mesis, keju, cunky bar, dan sosis dgn variasi saus sambal dan saus tomat.

Blogging with PC/laptop or phonecell??

Always and always, I feel like a 'newbie' when it comes to blogging. No matter when I started my blog, I still feel so new. An easy example, look at my blog background! So standard? Yeah T_T I always say to my self that it's OK, just keep writing. But when I visit someone's blog which look so cool, I feel so old. Really. Haha. Then I say again to my self: keep writing! Background is not that important. Lol.
But now, dear blogger all around the world, I have an ultimate question to you: do you post on your blog by using a PC/laptop or a phonecell??
Why I ask such question bcoz I feel discomfort in posting from those two gadgets. My problem is in attaching pictures.
When I post a story with my laptop, I use modzilla firefox as the browser, I can put pic here and there, in any position I want, but then I failed to save the post. No previous problem occured before I put the pic. Sometimes it ended up with me giving up posting the story with no pic at all. Tho sometimes it worked well, as you can see in some of my posts in this blog, I succeed to add some pics at any position I want. But this is rare.
While when I post a story using my phonecell, I use Blogger application dowloaded from playstore, the pic(s) could only be put on the last part of the post. Period. I never find any other option. But in saving post, it never has any problem. Update: yes it has. I have just made a post about my lab trial. After I finished, I uploaded the post, the said it was uploading but it was like the app unable to finish the uploading. I tried to log in with my laptop, just to find out that the post was not anywhere in the blog. not in the posted file, neither in draft. I lost it T_T

So now, give me some advice, please.. Thank you.

Friday 8 May 2015

Jangan lakukan ini ~ Kata bijak #2

Got this from a friend, via whatsapp

Pesan Ali bin Abi Thalib RA

Jangan Pernah Membicarakan Hartamu Dihadapan Orang Miskin.

Jangan Bicarakan Kesehatanmu Dihadapan Orang Sakit.

Jangan Bicarakan Kebahagian dan Kekuatanmu Didepan Orang Lemah.

Jangan Bicarakan tentang Kebebasanmu Dihadapan Orang Tahanan.

Jangan Bicarakan Anak-anakmu Didepan Orang Mandul.

Jangan Bicarakan Ayahmu Dihadapan Anak Yatim.

Karena Mereka Tak Mampu Menanggung Luka Lebih.

#katabijak

Thursday 16 April 2015

DIY box container

Ini sebenernya skill (halah) yg didapat waktu jd anak kos di Jogja beberapa waktu silam. Namanya juga anak kos yah, kere. Mau beli container plastik, seberapapun diskon yg dikasih sama supermarketnya, tetep aja sayang duit. Hohoho. Untunglah selama di sana tinggal seatap sama temen2 yg kreatif. Dapet deh ide utk bikin box container sendiri.

Bahan dan alat nya gampang.
- kardus kertas bekas
- gunting
- solasi bening yg besar

Kardus biasanya beli cuma 500-1000 perak di tukang fotokopi. Malah ada yg berbaik hati ngasih ngratis. Hoho

Cara bikinnya mudah. Saya biasanya mulai dengan membungkus tutup boxnya dulu. Ini butuh kurang dari selembar kertas kado. Sisa kerdas kado disimpen, buat kreasi terakhir nanti.

Lalu untuk bagian boxnya juga butuh selembar kertas kado. Biasanyabsaya potong dua vertikal. Lipat di sana dan di sini, lalu ganjel dengan solasi biar ga gampang lepas.

Habis itu, bikin kreasi huruf atau bentuk-bentuk deh dengan menggunakan guntingan kertas kado sisa membungkus tutup box tadi.

Nah terakhir, kita tempelin solasi lebar ke seluruh bagian luar box supaya kertas kado ga gampang sobek dan box menjadi sedikit waterproof.

Jadi deh.

Saturday 4 April 2015

Brain talking

Ha
Ha

Can feel this many times. My brain just doesn't surrender to quit thinking of things. Even if it's not good for me. Even when I already sleepy.

I once desperately asked my brain to stop working. It was already 2 or 3 am. My body was perfectly lied on my bed, with pillows and bolster to comfort me. But my brain was thinking about this and that, just randomly. I was thinking that I have a huge problem in my brain. Haha

Murottal does help me a lot. I dont know for sure how it works, but maybe the voice clams my brain. But dzikr, i dont know why, in such condition like this, i easily lose my focus, so it doesnt help. I spell something but then stop and start thinking about something else.

Thursday 2 April 2015

Jualan Boneka

Baru mulai usaha baru nih. Kecil-kecilan aja.. Jualan boneka. Untungnya ga seberapa. Kemarin malah baru pembukuan penjualan selama bulan maret dan tertawa sendiri membacanya; kok ini besaran ngasih korting/diskon-nya dibandingkan laba.. Hahaha.. Ya gapapa. Namanya baru mulai usaha. Masih masa-masa promosin harus baik-baik sama kostumer.

Lagi pula saya suka kok.

Waktu kecil saya jarang banget main boneka. Bisa dibilang ga punya boneka. Pernah sih punya boneka doraemon sama boneka kelinci atau apa gitu, agak samar-samar ingatannya. Tp boneka-boneka tersebut seingat saya hilang waktu dijemur di lapangan samping rumah. Sisa masa kanak-kanak saya diisi dgn main orang-orangan, monopoli, bentengan, dll. Just no boneka. Barbie? Apalagi.. Dulu cuma pernah dibelikan ibu boneka barbie yg KW10 (saking abal2nya) dan nasibnya berakhir tragis mengalami mutilasi +_+

Tapi saya tetep suka boneka. Cuma untuk meminta boneka lagi ke ortu rasanya cukup tau diri. Ekonomi kami dulu pas-pasan. Dan saya tau apa yg bikin mereka senang: saya minta dibelikan buku latihan soal. Jadi, ya sudah, minta itu saja. Pasti dibelikan.

Tapi, beneran, saya suka banget boneka. Mungkin berangkat dr kesukaan saya pada hewan. Kucing, kelinci, hamster, beruang, you name it lah.. Dan kebetulan sekali di rumah kami bisa dibilang makruh lah itu pelihara binatang. Soalnya kami slebor sih. Suka lupa kasih makan, males bersihin kandang, males mandiin. Jadi ujung-ujungnya ibu yang capek. Hehe. Nah boneka itu kan bentuk binatang cuma mereka ga perlu makan dan gak pup sehingga ga usah pake acara bersihin kandang. Jadi, menyenangkan, kan? Bisa dipeluk, dijadiin bantalan, dicurhatin, ditonjok kalo lagi sebel #eh#

Faktor lainnya adalah kebingungan kasih kado ke babies-nya teman-teman dekat dan keponakan. Pengen hadiah yang kepake dan tahan lama. Maka beberapa kali yg dijadikan hadiah adalah boneka. And the said the babies love their dolls.

Jadi saya suka boneka. Suka beli boneka. Nah, kenapa ga jualan boneka aja?

Here I am now. With the dolls offers and orders. Like happiness is arround me. Hehe

Ini baru berjalan 2 minggu sih. Baru terjual beberapa boneka. Labanya, ya kaya yang tadi saya bilang, so small. Talu buat saya yg selalu ngerasa gak bisa dagang, bisa ga defisit aja udah syukur. Hahaha

Selama2 minggu ini baru jualan via bbm sama fanpage facebook. Beberapa penjualan langsung. Jujur, yang beli baru teman-teman sendiri aja sih. Haha..

Trus ada cerita nih. Ceritanya kemarin kab bawain pesanan teman kantor: 2 buah guling hello kitty dan 2 buah boneka ukuran 25cm. Teman-teman kantor lain jd liat kan. Pegang si guling lalu berkata "eh ini halus banget ya? Pironan tho mba diyan?" Yes! Ada yang bisa diprospek. Eh tapi terus si ibu yanv beli 2 guling memberikan satu gulingnya ke ibu yg bertanya harga tadi. Haha.. Ya sudah, rezeki gak tertukar.

Ibu-ibu lain bilang: "kenapa lah kau ini jualannya boneka? Baju atau tas gitu, aku beli deh. Kalo boneka kan ga semua orang perlu."

Hehe.. Nyengir aja saya. Bukan pertama kalinya dengar gitu. Bukan terakhir kali juga, mungkin. Kan baru jalan 2 minggu. Yah begitu lah, alasan saya kaya yg saya td ceritain di atas. Cuma yaa ga bisa juga njelasi begitu ke temen-temen kantor.

Tapi bukannya saya ga mau jualan tas atau baju lho.. Mau-mau aja. Cuma pertimbangan saya begin: saya ni udh cukup sering belanja online. Tapi untuk beli baju secara online itu jaraaaaaaaaaaaaaaaaaaamg banget. Lah gimana, liat gambar doank dan ga bisa pegang bahannya, ga tau itu pas apa gak di badan saya yg bohay ini. Pernag beli daster gamis sekali, kecewa: ukurannya di atas mata kaki dan bahannya agak kasar. Pernah juga pesen rok, made by order gitu, tetep wae kekecilan, mendingan pesen di tukang jahit deket rumah kan jadinya. Trus untuk tas, pernah beli tas ransel, pas barangnya dateng ternyata duile tu tas segede gaban. Akhirnya jarang banget dipake. Oh ya, cangklongan tasnya udah putus 1 juga sih.

See? Saya sendiri aja ga puas belanja tas dan baju secara online. Jadi sayanya jg takut kostumer saya ga puas.

Tapi tetep, jikalau di kemudian hari peluang untuk kualakan tas n baju itu datang menghampiri, mungkin saya akan jualan juga.

Sejujurnya pun skrg saya lagi cari supplier tas dan pakaian (yak, siap-siap yang baca pada nawarin barang ini mah. Hehe *husnudzon*). Progresnya skrg udah liat-liat beberapa toko atau supplier di internet. Tapi begitu lihat barang mereka..... merasa modelnya norak lah, ragu bahannya beneran bagus apa gak lah, dll dst dsb. Jadi belom menjatuhkan pilihan ke mana pun. Heuh..

Kita lihat saja nanti lah yah..

Yang mau liat boneka-boneka saya search fanpage saya di Fb yah.. namanya SD Boneka. Murah-murah lho.. Kemarin aja pas jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan liat harga boneka kaya yg saya jual --aaaarrgghhh-- rasanya langsung mau naikin harga barang dagangan. Soalnya itu mereka aja berani jual jauh di atas harga saya. Hahaha.. Dasar gampang galau! :p

Thursday 12 March 2015

Yakuza Sushi & Kitchen

Jalan-jalan malam hari ini sama suami berakhir pada makan dimsum yang udah lamaaaa banget kita rencanain. Berhubung kita tinggal di daerah Pondok Gede, maka kita cari-cari tempat makan dimsum yang deket-deket rumah aja. Nah kebetulan pernah liat suatubwarung kecil dengan set dekorasi yang keliatannya jepang banget pas kita lagi jalan-jalan di sekitar jatiwaringin asri. Yuk capcuus laah..

Nama tempatnya Yakuza Sushi & Kitchen. Sempet ngerasa salah tempat tuh, pengen makan dimsum kok ke warung sushi. Rupanya selain sushi mereka juga sedia dimsum.

Lokasi ni warung ada di depan toko fotokopi plus pernak pernik alat tulis, sebrangnya Indomaret Jatwaringin Asri 2. Menurut tulisan di menu sih bisa delivery, tapi entah yah tadi gak ditanyain lagi sih. Hehe

Pesan lah kita 2 porsi dimsum. Seporsi isinya 4 potong, boleh mix apa aja. Harganya 12 ribu/porsi.

Suami pesen cumi dan ayam. Punyaku isinya cumi, smoke beef, udang, dan jamur. Tapi karena lidah aye kagak peka, gak ketauan dah tu mana yang cumi mana yang smoke beef mana yang jamur. Cuma yang udang doank ketauan itu pun krn ada buntut udangnya nongol XD

Rasanya? Nggg... ya ga spesial-spesial amat sih, tapi yah lumayan. Tapi sayangnya untuk minum dia gak sedia banyak pilihan, walopun di pintu kulkas katanya ada estee, floridina, aqua, dll. Nyatanya pas kita tanya cuma ada Gardina sama estee botol kecil. Ya sudah kita pesen estee aja.

Sok lah yang mau coba, silakan langsung ke TKP. Hehe

Saturday 21 February 2015

Tips mengatasi batuk

Batuk tu buat saya kaya badai yang melanda ketenangan malam. Bikin ga bisa tidur. Pokoknya ga enak.

Berbagai tips mengatasi batuk pernah saya coba. Dari yg standar-standar aja kaya minum obat batuk, juga jurus tradisional kecap plus jeruk nipis, jeruk nipisnya doank pake air hangat, daun saga, dikerokin, tolak angin, dst. Lumayan memang meredakan batuk, tapi sejam kemudian badai kembali bersemi. Hyyyakk badai masa bersemi sih? Hehe

Lalu suatu ketika saya dapat link ttg life hacks dr suatu blog (sayangnya saya ga simpan url-nya). Di situ ditulis bahwa mengoles telapak kaki dgn Vicks Vaporub lalu membungkus si kaki pake kaos kaki bisa membantu meredakan batuk. Agak absurd yah? But it worked on me!

VV emang udah jadi andalan saat batuk sih. Biasanya dioles di dada dan punggung. Cukup membantu memang, tapi sejam kemudian si uhuk beraksi kembali. Dan mana pernah sebelumnya saya kepikiran ngoles itu balsem ke telapak kaki sebelumnya? Gak ada contoh begitu dari para leluhur. Hehe

Kamu batuk? Coba deh tipsnya! Nanti cerita yaa sukses apa gak tipsnya ;)

Thursday 19 February 2015

Tips minum air

Hallo! Sudah mencoba latihan untuk meratakan perut di post sebelumnya? Nah, jangan lupa bahwa untuk menunjang hidup sehat kamu gak boleh lupa untuk minum air yang cukup. Kebanyakan pendapat mengatakan bahwa minimal kita harus minum 8 gelas atau 2 liter air sehari. Tapi ada loh yah orang yang sering lupa minum air dengan jumlah segitu. Ada loh orang yang merasa baik-baik aja makan seporsi tanpa minum air. Ada pokoknya! *nunjuk diri sendiri sambil ngaca*

Nah, kemarin ga sengaja blogwalking trus nemu tips berikut ini. Doable banget! Mudah-mudahan jadi ga lupa minum air 2 liter sehari yaa...

Sumber: jewelpie.com/sure-way-to-get-8-glasses-of-water-diy-water-bottle-marked-with-time/

Cara meratakan perut

Curved belly alias perut buncit?? Gue gak sendirian kan? Ayo ngakuuuu... Hehehe

Gak enak emang punya perut berkurva (agak lebih halus daripada buncit, hoho). Sebel kalo sadar makin banyak rok atau celana yang ngempet alias sesak di perut. Apalagi kalo pas harus pake kebaya, hadeuuuh... Rasanya pengen ke dapur trus ambil piso daging, lalu dipretelin tu "tas pinggang". Ouch!!

Makadari itu pas kemarin blogwalking nemu gerakan latihan yg gampang (maunya kan?) dan bisa dilakuin di kamar sambil tiduran, kayaknya sayang kalo gak dishare. Hehe..

Jadi mari mulai! ~lihat panduan gambar
Lakukan gerakan ini sebanyak 10 kali ulangan dalam 1 set, usahakan 2 set per hari.

1. Wall Bridge
Berbaringlah dengan posisi bokong dan tangan seperti pada gambar. Lutut ditekuk. Lalu angkat bagian bawah hingga tengah punggung ke atas, membentuk seperti jembatan. Posisi tangan tetap tidak berubah. Tahan selama satu tarikan napas panjang, lalu turun kembali sambil membuang napas.
Permudah: kaki tidak ditempelkan pada dinding, melainkan telapak kaki tetap berpijak pada alas ketika membentuk jembatan.
Perberat: silangkan pergelangam kaki kanan ke kaki kiri sehingga hanya memyangga pada kaki kiri saat membentuk jembatan

2. Winshield Wipers
Berbaring seperti pada gambar dengan posisi telapak kaki menghadap ke langit-langit. Gerakkan kaki kiri ke arah jam 9 lalu kaki kanan ke arag jam 3. Ulangi secara bergantian.
Permudah: beri jarak antara dinding dengan bokong sekitar 3-6 inch selama melakukan gerakan
Perberat: lingkarkan karet elastik pada kaki sehingga memperbesar tenaga yang dikeluarkan saat kaki digerakkan

3. Toe reaches
Berbaringlah dengan posisi seperti pada gambar. Lalu gerakkan tangan kanan menggapai kaki kiri, setelah itu tangan kiri menggapai kaki kanan. Lakukan secara bergantian.
Permudah: turunkan target yang digapai hingga area lutut
Perberat: lakukan latihan dengan posisi tumit kaki kanan menempel pada ujung jempol kaki kiri saat tangan kiri menggapainya, dan sebaliknya

4. Wall Scissors
Mulailah dengan menempelkan bokong pada dinding serta kaki menapak pada. dinding. Lalu gerakkan kaki seperti melangkah sehingga bokong terangkat, tahan dengan tangan. Nah, ini adalah posisi awal dari gerakan ini. Selanjutnya dekatkan paha kanan ke arah kepala, secara bergantian dengan paha kiri, seshingga seperti gunting. Usahakan kedua kaki tetap lurus.
Permudah: jauhkan pinggul 3-6 inch dari dinding
Perberat: tahan saat posisi kaki menjauh dari dinding. Gerakkan naik turun 2-3 kali pada posisi tersebut.

5. Knee Press
Berbaringlah seperti pada gambar dengan kaki menapak pada dinding. Lalu silangkan kaki kiri sehingga pergelangannya berada pada lutut kanan. Selanjutnya, sambil tetap menahan posisi tubuh, gerakkan kaki mendorong ke arah dinding sebanyam 20x. Kembali ke posisi semula lalu ulangi dengan menyilangkan kaki kanan.
Permudah: lakukan gerakan dengan bokong tetap menempel lantai/alas
Perberat: setiap kali melakuman gerakan mendorong, lakukan sambil menaik-turunkan bokong.

Gimana, berasa kan?
Sebenarnya latihan ini gak hanya dapat meratakan perut tapi juga melatih bokong dan paha. Kalo rutin dilakukan, apalagi dikombinasikan dengan olahraga lain seperti berjalan atau lari, serta menjaga pola makan, insya allah segera kamu bisa bilang ke celana atau rok yang udah lama gak kamu pake "come to mama!"

Selamat mencoba! Semoga berhasil! Share pengalaman kamu dengan latihan ini di kolom komentar yaaa...

Sumber: www.prevention.com/fitness/strength-training/love-your-lower-body?s=6#ixzz2OxuC71yy


Friday 23 January 2015

Dari belakang kelas

#latepost
 
Sekolah sedang jadwalnya UAS. Pagi tadi saya mengawas di ruangan yg berisi 36 orang anak.
Masing-masing anak mendapat kursi dan mejanya sendiri, tdk share 1 meja utk 2 orang. Jarak antar meja sekitar 1 meter ke kanan-kiri dan setengah meter ke depan/belakangnya. Di tiap meja ada semacam laci tak bertutup. Pada hari-hari belajar aktif bagian meja tsb digunakan oleh anak2 utk menyimpan buku dan kelengkapan belajar pribadi (kadang tempat ngumpetin cemilan juga, hehe, guru sebenernya tau loh, nak..)

Pernah suatu ketika seorang kawan sesama guru memberi saya satu pandangan yg -yah..oke lah..- saya pikir ada benarnya; mengawas lah dari belakang kelas.

Ada apa dgn belakang kelas?

Belakang kelas adalah posisi yg pas utk mengamati isi laci meja anak-anak. Seperti yang saya lihat pagi ini: ada yg di lacinya terdapat kalkulator, padahal ini sedang ujian matematika yg dilarang menggunakannya. Ada yg nyimpen buku-buku, tapi saya lihat tdk ada yg berani nekat membukanya. Ada yg nyimpen tisu, lagi pilek (husnudzon ga ada kebetannya d situ). Bahkan ada yg di lacinya terdapat alquran, mungkin anak ini menyempatkan tilawah sebelum ujian, good boy :)

Belakang kelas juga merupakan posisi yg pas utk mengamati pergerakan tangan anak-anak. Tetap di kertas kerja kah, atau malah meraba-raba lacinya? :)

Belakang kelas juga posisi yg bikin anak-anak tak berani berbuat nakal dgn yg ada di mejanya. Atau noleh noleh ke belakang.. biasanya ciri anak yang sedang "berusaha mencari celah" adalah:
1. Sering nengok ke pengawas yg lg di belakang itu. Kasih senyum manis saja, pak, bu.
2. Pura-pura ngulet atau ngerentekin punggung. Padahal sambil ngelirik pengawasnya lagi ngapain.
3. Sering liat jam dinding di belakang. Ya sama, padahal mau ngecek pengawasnya lagi 'awas' atau lagi lengah

Tapi tidak semua murid itu nakal kok, pak, bu.

Selamat mengawas UAS.
(^_~)

Kenapa kau susah sekali ditaklukan??

Biology. A Level.

Gak tau lagi mau bilang apa. Ujian yang satu ini sudah berkali-kali bikin orang patah hati. Entah kenapa susah banget menaklukan subjek yang satu ini. Beberapa curhat murid gue terkait ni subjek di antaranya adalah:
  1. ga bisa ditebak maunya dijawab kaya apa pertanyaannya. meskipun jawaban yg ditulis ga salah, tapi ga sempurna. ga full scored. jadi ada aja point yang ilang
  2. belibet sama basa inggrisnya. 
Musti gimana lagi? Banyak-banyak latihan past paper! Menurut gue pribadi, dengan latihan past paper tu kaya kita bisa mahamin isi hati (halah) sang pembuat soal.

Udah gitu aja.

Ya ampun. Ini bakal jadi posting dengan susunan kalimat paling ga berstruktur deh.
Ya gimana donk? Gue sedih liat murid-murid yang barusan terima hasil A level mereka trus mukanya jadi sedih. Ada satu orang, tu anak bagus padahal biologinya, gue temukan sedang telentang di teras masjid sekolah, tangan terkepal di kening, bengong... gara-gara nilainya D. Padahal, as I said before, he's good in biology. And he only took bio this season. Ngenes. Mungkin saat itu dia sedang melamun "Tuhan, apa salahku?" atau mungkin juga dia lagi menyesalkan pilihannya. Entah. Sumpah gue ga berani tanya. Karena somehow gue juga merasa bersalah.

Selalu begitu. Cuma 1 orang yang dapat nilai A. Season ini malah gue sampe sujud syukur karena ga ada yang E apalagi U. Tapi kapan yaa nilai A bisa bertebaran?? Kenapa pelajaran yang rumit macam math and physics malah banyak yang dapat A? Bahkan A*!

Jadi gimana? Gue mesti apa? Dengan jam yang minim: 4 jam pelajaran seminggu. Dengan kemampuan bahasa inggris anak2 gue yang cuma sebagian yang OK, padahal tu text book udah kaya novel aja isinya tulisan mulu. Dengan harapan yang sering berujung patah hati... Duh..

Jaman gue SMP SMA dulu, pelajaran biologi adalah pelajaran yang ga bikin gue pusing2 amat. Gue lebih stres sama konten di mat n fis. Tapi penggambaran ini gak gue peroleh dari distribusi nilai ujian A level. Kenapa oh kenapa??

Di kelas gue emang lebih menitikberatkan pada proses. I want them to enjoy the lesson. Hari2 tanpa ada anak yang tidur di kelas, hari2 dengan diskusi seru di kelas, hari2 dengan kelas yang rame dan bisa ketawa2.. adalah hari2 yang gue coba ciptakan. Salah kali ya.. Gue harus lebih galak, mungkin. Pokoknya belajar belajar belajar!

Juga cara berpikir gue: kamu gak harus bagus di semua mata pelajaran. Tidak semua otak dibekali kemampuan untuk menguasai semua pelajaran anak SMA. Tapi yaa jangan jelek2 amat juga di semua mata pelajaran. Gue sering bilang begitu ke murid. Salah kali ya.. Paksain aja semua konten! Bilang ke anak2 klo mereka harus bagus di semua subjek, ga peduli mereka enjoy apa gak.

Duh.. kayanya serem amat >_<